Kamis, 19 Januari 2012

TEMAN PENYEMANGAT


“Teman sebagai penyemangat, tidak selalu teman itu sebagai penyemangat, kenapa demikian”?...
Aku selalu berpikir tentang persaingan, yang membuat aku semangat adalah teman yang lebih pintar dari aku dan yang lebih prestasinya dari aku. Selain itu ada teman yang membawa kita ke arah yang mengecewakan, kenapa aku bilang demikian. Suatu ketika aku diajak untuk bolos, minum dan hal-hal yang aku anggap negatif. Tapi itu aku tidak lakukan, apakah aku salah?...........aku akan jelaskan nanti kenapa kegiatan negatif membuka peluang kita menjadi sukses. Sautu ketika aku berbicara dengan seorang pengusaha muda yang berasal dari kawasan kabupaten badung. Ketika aku menceritakan tentang salah seorang yang sukses dari desa aku, dengan kegiata-kegiatan yang beliau lakukan dan aku anggap itu negatif ternyata ada pandangan  lain dari kegiatan negatif itu. sebagia contoh kecil misalkan, ketika sekumpulan siswa yang bolos atau sekumpulan siswa yang rajin belajar, mereka berinteraksi dengan teman-teman sekumpulannya, tanpa disangka ternyata mereka telah melakukan banyak lobi-lobi mengenai berbagai macam permasalahan diantara mereka, mana diantara kalian yang paling menguntungkan atau lebih cepat berasil, teman-teman yang bolos atau teman-teman yang rajin belajar?...................sunguh sulit untuk dijawab bukan, disini aku paparkan, aku telah bertemu dengan banyak sekali orang-orang sukses da, mengenai sekolahnya ternyata dia bukan orang spesial disekolahnya namun orang yang potensial untuk sukses, orang yang potensial untuk sukses adalah orang yang berani mengambil keputusan tanpa ada keraguan dalam dirinya. Dengan demikian dia telah mengambil resiko yang paling tinggi dalam dirinya, mulai dari kerugian dan kebangkrutan, begitu juga dengan teman-temanku, mereka berani mengambil resiko yang tinggi dalam perjalanan sekolahnya, misalkan pemecatan, skorsing dan yang  lainnya.
Ketika aku dulu diajak untuk bolos aku tidak mau, karena aku tidak berani mengambil keputusan yang besar itu, karena aku masih punya tanggung jawab terhadap orang tua di rumah dan disekolah. Sehingga aku urung mengikuti teman-teman untuk bolos. Kalau kita kembalikan kepada pola interaksi ku dengan teman-temaku minus sehingga banyangan dari bos aku, orang yang bisa diajak kerja sama adalah orang yang mau berinteraksi satu sama lainnya sehingga pekerjaanya menjadi sejalan ke arah positif. Sehingga manfaat interaksi itu melatih kit untuk berbicara dan berkomunikasi dengan baik dan sekarang teman-teman aku yang dulu sudah mendekati orang sukses, jauh dari apa yang aku lakukan saat ini, hanya menjual suara menjadi seorang guru honorer yang jauh dari kata sukses, walau demikian aku menikmati kegiatan aku sekarang ini. Namun demikian aku menyadari dan mengajari anak-anakku untuk belajar berinteraksi dengan teman-teman sebayanya, untuk melatih kemampuan untuk melobi aktivitas-aktivitas yang nantinya menumbuhkan kepercayaan satu sama lainnya. Sehingga akan lebih mudah untuk bekerja sama karena sudah terjalin hubungan yang sudah dilandasi atas dasar kepercayaan. Dan aku membandingkan dengan teman-teman yang pintar dan prilakunya yang sulit diajak kerja sama atau keindividuan sehingga nantinya akan sulit untuk membentuk suatu struktur kerja, karena kerja membutuhkan kerja sama satu dengan yang lainnya dan didasari oleh kpercayaan. Itu ayng aku rasakan ketika aku duduk di kelas itu, aku berusaha berjuang sendiri untuk bersaing dengan teman say ayang lebih pintar, tanpa aku menyadari betapa pentingnya kerja sama ini. Sifat aku yang individu membawa aku bisa menyaingi teman aku sehingga di semester keduanya aku bisa berbuat lebih dari apa yang aku capai di semester  pertaman, namun tidak ada penjelasan yang pasti dari seorang guru mengenai keberadaan ini,. Maka dari itu teman sebagai penyemangan tidak harus berbuat positif atau negatif tetapi teman harus mempu bekerja sebagi seorang tim untuk meraih sukses bersama. Ini juga kami lakukan pada saat ujian akhir nasional, apakah kami curang.........?, kalau misalakan dibilang curang ya memang kami curang, namun apabila dipandang dari sudut yang berbeda, sebenarnya kami ini tidak curang. Kami ini adalah kumpulan siswa yang mempu bekerja sama dengan baik, walau apa yang kami kerjakan salah secara umum, namun ini adalah tim. Saat itu kami membuat kesepakatan bersama, mengenai jawaban dengan kode-kode yang jelas  sehingga mengurangi keributan dan kesalahan didalam kelas. sehingga hasilnya pasti lulus bersama dan gagal bersama. Teman sebagai penyemangat dan sebagai tim yang sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar