Jumat, 01 Januari 2010

Bhagavad-Gita II.30

dehi nityam avadhyo ‘yam
dehe sarvasya bhārata,
tasmāt sarvāni bhūtāni
na tvam śocitum arhasi.

Yang menghuni badan setiap makhluk, semuanya tak akan dapat dibunuh, karena itu janganlah bersedih atas kematian makhluk apapun.

Bhagavad-Gita II.31

svadharmam api cāveksya
na vikampitum arhasi,
dharmyād dhi yuddhāc chreyo’nyat
kşatriyasya na vidyate

Berjuang menegakkan kebenaran dengan menyadari akan kewajiban masing-masing, engkau tak boleh gentar. Bagi mereka yang berjiwa ksatriya tak ada kebahagiaan yang lebih besar dari pada berjuang menegakkan kebenaran

Bhagavad-Gita II.32

yadŗcchayā co’papannam
svarga-dvāram apāvŗtam,
sukhinah kşatriyāh pārtha
labhante yuddham īdŗśam.

Berbahagialah pahlawan sejati yang mendapat kesempatan untuk berjuang dalam menegakkan kebenaran, karena pintu kebahagiaan telah terbuka lebar bagi mereka.

Bhagavad-Gita II.34

akirtim cāpi bhūtāni
kathayişyanti te ‘vyayām,
sambhāvitasya cākīrtih
maraņād atiricyate.

Semua orang akan selalu membicarakan nama burukmu (jika meninggalkan kewajiban), dan bagi seorang terhormat (berjiwa ksatriya) yang telah kehilangan kehormatan, lebih buruk daripada kematian.

Bhagavad-Gita II.35

bhayād raņād uparatam
mamsyante tvām mahā-rathāh,
yeşām ca tvam bahu-mato
bhūtvā yāsyasi lāghavam.

Para pahlawan besar (berjiwa besar) akan menganggapmu pengecut karena lari dari perjuangan (dharma), dan mereka yang pernah mengagumimu dengan penuh kehormatan akan merendahkanmu.

Bhagavad-Gita II.3

atha cet tvam imam dharmyam
sangrāmam na karişyasi,
tatah svadharmam kīrtim ca
hitvā pāpam avāpsyasi.

Akhirnya bila engkau tidak berjuang, sebagaimana kewajibanmu, dengan meninggalkan kewajiban dan kehormatanmu, maka penderitaanlah yang akan kau peroleh.