Senin, 17 Agustus 2009

Sentuhan Bali Bergaya Internasional

MEMAHAMI Bali, adalah memahami beragam keindahannya. Budaya yang dipaparkan, dan beragam gerak kehidupan masyarakatnya adalah keindahan. Beranjak dari itulah para perancang Bali mencoba memotret keindahan budaya Bali lewat busana. Sebuah oase pun tercipta.

Untuk ukuran Indonesia, Bali memang sangatlah bernuansa etnis Bali berpadu dengan gaya modern. Hal itu terjadi karena banyaknya pengaruh dari luar negeri masuk sehingga Bali yang tadinya sangat kental dengan ornamen tradisional Bali kini mulai dipengaruhi oleh gaya modern, minimalist, art deco atau apa saja yang sifatnya internasional.

Sekelompok Perancang Mode kreatif Bali mencoba menjabarkan karya-karya terbaru mereka yang sarat dengan nuansa etnis Bali dengan penyajian desain yang sangat modern dan bergaya internasional.

Koleksi terbaru ini akan ditampilkan nanti pada pagelaran akbar Bali In Fashion 2009 di Kharisma Ballroom Discovery Kartika Plaza Hotel Kuta, 12 Agustus 2009.

Di sini ditampilkan sebagian dari karya mereka yang rata-rata menggunakan kain tradisional Bali seperti tenun ikat, songket, perada ataupun kain batik Bali yang kita kenal dengan sebutan batik colet.

Seperti karya Raphael, desainer muda multitalenta ini terinspirasi oleh Calon Arang ke dalam koleksinya yang bergaya etnik modern kontemporer, dengan memakai bahan poleng dipadukan dengan bahan-bahan lain yang berwarna hitam putih.

Tude Togog, desainer yang base usahanya di Gianyar ini menampilkan gaun-gaun modern dengan bahan tradisional Bali tenun ikat atau yang lebih terkenal kita sebut bahan endek.

Raden Sirait perancang yang base usahanya di Jakarta dan Bali ini tetap menampilkan ciri khasnya yaitu kebaya. Kali ini ia memakai bahan bawahannya dari songket Bali.

Begitu juga dengan Oka Diputra, perancang muda asal Ubud dan cukup dikenal di seantero Nusantara ini mengolah songket Bali dengan gaya yang sangat unik yaitu perpaduan gaya Asia dengan barat.

Perancang senior Bali Elice Seymour dan desainer kawakan Ali Charisma mencoba menampilkan gaya Bali malam hari. Jika Elice menampilkan koleksi untuk party larut malam, dugem dan clubing, Ali Charisma mencoba membuat koleksi untuk pesta formal malam hari atau jamuan makan malam.

Kemudian Nandie Amidarmo, salah satu desainer yang punya gagasan untuk menggelar acara ini menampilkan busana santai dan formal siang hari. Sebagai aksentuasi Nandie mengolah motif kain-kainnya dengan batik colet Bali dengam ornamen bunga-bunga yang biasa terdapat pada kain perada Bali.

Keseluruhan foto hasil jepretan Puri Artistik Photographer ini mencoba menampilkan suasana Bali dari setiap sudut fotonya, agar penampilan koleksi ini bisa langsung ditebak bahwa ini adalah karya para perancang mode dari Bali. Sebuah gagasan cerdas untuk memotret keindahan, keriuhan, dan geletak Bali dalam sebuah busana modern, tanpa meninggalkan nuansa dan suasana iklim Bali. (osi)

Sumber: www.balipost.com
» Trend
Minggu, 09 Agustus 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar