Penghawaan Alami (Natural Ventilation)
Pergantian udara panas dengan udara dingin dari luar merupakan proses yang diharapkan pada waktu musim panas. Namun dibeberapa kondisi iklim hal tersebut tidak memungkinkan karena temperatur luar justru lebih panas daripada temperatur dalam bangunan. Hal tersebut sangat penting diperhatikan jika akan melakukan teknik penghawaan alami. Sebab dibutuhkan udara dengan temperatur yang lebih rendah untuk efektifitas pendinginan permukaan tubuh.
Proses penghawaan alami membutuhkan pendorong terjadinya proses tersebut. Bentuk bangunan menentukan kekuatan terjadinya penghawaan alami. Secara mendasar, ukuran dan lokasi dari tempat masuknya udara kedalam bangunan menentukan kemampuan untuk menangkap dan mengarahkan aliran udara kedalam bangunan. Perancangan bangunan dapat menggunakan ventilasi, atrium, bentuk bangunan ramping , lingkungan denah terbuka, struktur bangunan massif, cerobong, sirip, dan dinding ganda. Pada hybrid system digunakan jendela yang dapat dikontrol secara motorik.
Proses penghawaan alami membutuhkan pendorong terjadinya proses tersebut. Bentuk bangunan menentukan kekuatan terjadinya penghawaan alami. Secara mendasar, ukuran dan lokasi dari tempat masuknya udara kedalam bangunan menentukan kemampuan untuk menangkap dan mengarahkan aliran udara kedalam bangunan. Perancangan bangunan dapat menggunakan ventilasi, atrium, bentuk bangunan ramping , lingkungan denah terbuka, struktur bangunan massif, cerobong, sirip, dan dinding ganda. Pada hybrid system digunakan jendela yang dapat dikontrol secara motorik.
Proses aliran udara dapat didorong dengan beberapa kondisi antara lain adalah mengarahkan aliran udara, pemanasan dan pendinginan yang dilakukan oleh radiasi matahari evaporasi atau thermal mass. Prinsipnya dengan melakukan variasi terhadap tekanan udara (wind driven ventilation) dan temperatur (stack.effect ventilation dan thermo syphon effect).
Pendinginan udara sebelum masuk kedalam bangunan juga dapat dilakukan untuk mendapatkan udara dingin. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan evaporative cooling atau geothermal cooling.
Pendinginan udara sebelum masuk kedalam bangunan juga dapat dilakukan untuk mendapatkan udara dingin. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan evaporative cooling atau geothermal cooling.
Bangunan dengan tingkat ekspos thermal mass yang besar, sangat memungkinkan untuk melakukan pendinginan dengan strategi natural ventilation dengan teknik pendinginan waktu malam hari (night purge ventilation). Teknik tersebut dapat dilakukan dengan rentang relatif diurnal dimana temperatur malam hari mempunyai selisih 20-22 derajat Celcius.
STRATEGI HEMAT ENERGI
Strategi hemat energi pada bangunan rumah tinggal dapat dilakukandengan mengaplikasikan teori-teori penghawaan alami pada bangunan. Diantarabanyak teori yang ada salah satunya adalah menyilangkan penghawaan pada sisi pinggir bangunan. Penyilangan ini dimaksudkan untuk memberi keleluasaan gerak pada angin dari luar ke dalam bangunan dan sebaliknya. Bukaan-bukaan yang berperan dominan dalam penghawaan alami, selain ditentukan dengan dimensinya juga dipengaruhi oleh tata letak dalam bangunan. Keberhasilan desain bangunan dalam memaksimalisasi penghawaan alami disatu sisi akan menurunkan beban biaya operasional bangunan untuk penggunaan penghawaan mekanis serta yang terpenting adalah menjadikan bangunan hemat energi. Yang paling mudah dilihat dan dihitung adalah berapa besar beban bangunan yang harus dikeluarkan setiap bulannya untuk membayar rekening listrik.
Tulisan ini akan menjelaskan strategi desain yang terfokus pada tata letak bukaan dalam bangunan rumah tinggal dan kampus serta aspek penghematan biaya operasional bangunan yang bisa dicapai karena penghawaan alami yang digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar