Kamis, 07 Agustus 2014

FILOSOFI POHON KELAPA DALAM BUDAYA HINDU



Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir dan masyrakat hindu. Bagi masyrakat hindu pohon kelapa tidak dapat dipisahkan dari kegiatan keagamaan. Masyrakat bali menggunakan hampir semua bagian dai pohon kelapa antra lain seperti:
1.      Busung ( Janur ) biasanya dipergunakan untuk membuat peralatan upakara yang sering di sebut banten.
2.      Slepan ( daun kelapa warna biru) mempunya fungsi yang sama dengan janur yaitu dipergunakan untuk sarana upakara
3.      Danyuh ( daun kelapa tua) biasanya dipergunakan untuk kayu bakar dan sapu lidi
4.      Klungah ( buah kelapa muda yang hanya berisi air) biasanya dipergunakan sebagai sarana untuk penyucian diri dan juga merupakan sarana untuk upacara keagamaan dan adat untuk umat hindu yang ada di bali.
5.      Buah kelapa yang sudah tua biasanya dipergunakan untuk sarana upacara berupa pejati dan daksina sebagai dasar dari kegiatan keagamaan.
6.      Pohon kelapa sudah dari dahulu sebagai bahan bangunan, kukul ( kentungan), bedug ( kendang ) untuk cangkul dan yang lainnya.

Dengan begitu banyaknya manfaatan dari pohon kelapa, masyrakat bali cendrung melakukan peraya tumpek wuduh pada pohon kelapa ( pohon kelapa sebagai symbol perwakilan untuk pohon yang lainnya). Kenapa demikian, ini tidak terlepas dari hampir keseluruhan bagian dari pohon kelapa dapat dipergunakan untuk membantu kegiatan masyrakat bali baik untuk kegiatan keagamaan maupun kegiatan yang lainnya.
Pohon kelapa tidak bisa hanya dipandang dari segi social saja, namun sekarang dapat dipandang mempunyai nilai ekonomis seiring dengan banyaknya fungsi dari pohon kelapa. Selain itu, pohon kelapa juga mempunya filosofi yang dapat dijadikan referensi dalam kehidupan sehari-hari untuk masyrakat umum dan masyarakat hindu. Adapun filosofi yang dari pohon kelapa yang senantiasa dijadikan rujukan oleh masyrakat hindu adalah sebagai berikut:

Filosofi kepribadian :
Pada umumnya yang nampak baik memberikan kita penilaian baik dan yang nampak buruk kita memberikan penilain yang buruk, namun pada pohon kelapa kita mendapatkan sebuah pemahaman yang lebih dalam lagi. Pemahaman ini adalah berupak cara pandang kita dalam menilai kepribadian seseorang. Seperti buah kelapa yang menunjukan kematangan ternyata didalamnya terdapat air yang selalu dijaga kemurniannya dan memberikan kehidupan yang berikutnya buat tunas yang nantinya tumbuh kembali. Batang pohon kelapa menunjukan kedewasaan, ini tercermin dari ketika dewasa dia baru akan diberikan buah untuk dijaga sampai buah itu jatuh dan matang. Ini mencerminkan bahwa manusia hidup harus mengikuti tahapan sesuai dengan atur asrama:
1.      Brahmacari Asrama adalah tingkat kehidupan berguru/ menuntut ilmu
2.      Grehasta Asrama adalah tingkat kehidupan berumahtangga
3.      Wanaprastha Asrama adalah tingkat kehidupan ketiga dengan menjauhkan diri dari nafsu- nafsu keduniawian
4.      Sanyasin (bhiksuka) Asrama adalah merupakan tingkat kehidupan di mana pengaruh dunia sama sekali lepas

FIlosofi  kelahiran , perlindungan dan kematian :
Kelahiran, perlindungan dan kematian merupakan konsep tri murti yang sering kita kenal dalam agama hindu. Dalam pohon kelapa juga mencerminkan itu, sebelum buah itu tumbuh terlebih dahulu batang sebagai perlindung disediakan oleh pohon kelapa sehingga nantinya buah kelapa akan mendapatkan perlindungan ketika dia tumbuh, dan slalu dijaga agar tetap berada dalam perlindungan dahan pohon kelapa. Begitu juga manusia, dalam agama hindu manusia lahir secara sekala dan niskala secara sekala manusia dilindungi oleh orang tua dan secara niskala manusia yang baru lagi dilindungi oleh kande 4 (empat saudara yang slalu menemani waktu lahir sampai kita tiada nantinya). Selain itu, untuk manusia hidup dan tumbuh sudah disediakan berbagai keperluan supaya dalam keberlangsungan kehidupannya.

Filosofi kematian :
Setiap manusia yang hidup akan selalu menunggu akhirrnya atau kematian. Lahir, hidup dan mati akan selalu berdampingan ini merupakan suatu hal yang harus dialami oleh manusia. Kematian adalah hal yang slalu akan menjadi akhir dari semua yang hidup, namun waktu kematian merupakan hal yang manjadi misteri. Pohon kelapa memberikan jawaban mengenai waktu kematian seseorang, namun bukan waktu pastinya melainkan sifat dari kematian tersebut. Kadang pemahaman kita hanya kelapa tua saja yang akan jatuh dari pohonnya, namun kelapa yang masih kecil ( bungsil ) juga dapat jatuh dari pohonnya. Ini menggambarakan kematian itu tidak hanya dihalami oleh yang sudah berusia lanjut, namun yang masih muda atau kecilpun akan mengalami hal yang sama. Selain itu, buah kelapa yang tua pun sampai bisa bertahan di pohon sampai dia bertunas kembali ini menggambarkan usia manusia sampai lanjut masih memiliki kehidupan.

Filosofi kesederhanaan :
Kesederhanaan merupakan suatu perasaan yang mampu menerima apa adanya dan berprilaku seperti biasanya. Pohon kelapa juga mempunyai prinsip kesederhanaan ini tercermin tempat hidup yang dapat menyesuaikan terhadap jenis tanahnya. Kesederhanaan pohon kelapa ini juga masuk dalam prinsip agama hindu. Dimana kesederhaan ini tercemin dari perubahan pisik kelapa yang tidak begitu bagus namum memberikan manfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar