Kamis, 22 Oktober 2009
NUSA DUA, KOMPAS.com--Peluncuran buku Bhagavad Gita terbesar yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Rabu, mampu meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Bhagavad Gita terbesar itu adalah kitab suci umat Hindu berbobot mencapai satu ton dengan panjang 1,5 meter kali 1,25 meter dan tebal 459 halaman.
Penggagas pembuatan buku itu adalah Ir I Made Mandra, direktur utama Pengembangan Pariwisata Bali (Bali Tourism Development Corporation/BTDC) dengan Dr I Gusti Ngurah Arya Vedakarna WS, presiden The World Hindu Youth Organisation (WHYO).
Penyerahan sertifikat MURI nomor register 3939 dari Senior Manager MURI Paulus Pangkas dilakukan pada penutupan Nusa Dua Fiesta (NDF) di Nusa Dua, Bali, Rabu malam.
Dirut BTDC I Made Mandra mengatakan pembuatan buku besar Bhagavad Gita ini merupakan wujud terima kasih BTDC kepada masyarakat Bali yang sejak berabad-abad telah memelihara dan mengamalkan nilai-nilai Bhagavad Gita yang sangat indah dan mulia itu di dalam kehidupan sehari-hari.
"Budaya yang religius, ramah, cinta damai yang dijiwai oleh nilai-nilai sastra suci Hindu, merupakan aset yang sangat berharga bagi kepariwisataan Bali," katanya.
Dia berharap keberadaan buku tersebut menarik perhatian generasi muda untuk menikmati keindahannya. Kitab tersebut memuat dialog spiritual antara Sri Krisna dengan kesatria Arjuna di atas kereta berkuda di Kuruksetra atau medan perang Bharata Yudha.
Arjuna adalah simbol Ksatria dengan kecerdasan intelektual dan emosional yang luar biasa, namun di medan perang, di saat-saat mengambil keputusan penting, dia diliputi kebimbangan memerangi musuh-musuhnya, oleh karena musuh tersebut adalah keluarga besar Bharata sendiri.
Dikatakannya, dialog spiritual Sri Kresna-Arjuna ribuan tahun silam tersebut merupakan cahaya suci yang memotivasi umat manusia untuk terus menerus memerangi sifat-sifat buruk dan menegakkan kebenaran, kebijakan dan keharmonisan.
Presiden WHYO Arya Vedakarna mengatakan Bhagavad Gita adalah sebuah sabda dan nyanyian suci Tuhan yang dapat memberikan jawaban dan juga kekuatan terhadap generasi dunia yang kini sedang mengalami krisis multidimensi.
Ia mengatakan peradaban dunia dari hari ke hari semakin jauh dari nilai-nilai kebenaran dan kesucian.
"Menjaga nilai-nilai kesucian menjadi tugas generasi muda Hindu melalui pelestarian, konservasi, pengkajian dan pendalaman isi dan telaah kitab suci Hindu," kata Vedakarna yang juga rektor Universitas Mahendradatta Bali.
Vedakarna menyebutkan buku tersebut adalah kitab revolusioner yang diturunkan oleh Tuhan kepada umat manusia dan menariknya kitab itu tidak dipelajari umat Hindu, tapi oleh mereka dari lintas agama, kepercayaan dan lintas spiritual.
"Dari sinilah bisa melihat bahwa Kitab Bhagavad Gita adalah ’the way of life’ bagi umat," katanya.
Sementara Bendesa Agung Mejelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali Jro Gde Putu Suena menyambut baik peluncuran kitab suci umat Hindu yang merupakan sebuah karya maha agung.
Dia mengatakan kitab suci Bhagavad Gita adalah pancaran sinar suci Tuhan, yang patut dipelajari dan dipahami. "Buku besar ini adalah simbol yang mulia, sehingga wajar dibaca dan dibaca lagi," kata Putu Suena.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar