Kelapa (Cocos
nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari
suku aren-arenan atau Arecaceae.
Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap
sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir
dan masyrakat hindu. Bagi masyrakat hindu pohon kelapa tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan keagamaan. Masyrakat bali menggunakan hampir semua
bagian dai pohon kelapa antra lain seperti:
1.
Busung ( Janur ) biasanya dipergunakan untuk membuat peralatan
upakara yang sering di sebut banten.
2.
Slepan ( daun kelapa warna biru) mempunya fungsi yang sama dengan
janur yaitu dipergunakan untuk sarana upakara
3.
Danyuh ( daun kelapa tua) biasanya dipergunakan untuk kayu bakar
dan sapu lidi
4.
Klungah ( buah kelapa muda yang hanya berisi air) biasanya
dipergunakan sebagai sarana untuk penyucian diri dan juga merupakan sarana
untuk upacara keagamaan dan adat untuk umat hindu yang ada di bali.
5.
Buah kelapa yang sudah tua biasanya dipergunakan untuk sarana
upacara berupa pejati dan daksina sebagai dasar dari kegiatan keagamaan.
6.
Pohon kelapa sudah dari dahulu sebagai bahan bangunan, kukul (
kentungan), bedug ( kendang ) untuk cangkul dan yang lainnya.
Dengan begitu banyaknya
manfaatan dari pohon kelapa, masyrakat bali cendrung melakukan peraya tumpek
wuduh pada pohon kelapa ( pohon kelapa sebagai symbol perwakilan untuk pohon
yang lainnya). Kenapa demikian, ini tidak terlepas dari hampir keseluruhan
bagian dari pohon kelapa dapat dipergunakan untuk membantu kegiatan masyrakat
bali baik untuk kegiatan keagamaan maupun kegiatan yang lainnya.
Pohon kelapa tidak bisa
hanya dipandang dari segi social saja, namun sekarang dapat dipandang mempunyai
nilai ekonomis seiring dengan banyaknya fungsi dari pohon kelapa. Selain itu,
pohon kelapa juga mempunya filosofi yang dapat dijadikan referensi dalam
kehidupan sehari-hari untuk masyrakat umum dan masyarakat hindu. Adapun
filosofi yang dari pohon kelapa yang senantiasa dijadikan rujukan oleh masyrakat
hindu adalah sebagai berikut:
Filosofi kepribadian :
Pada umumnya yang nampak
baik memberikan kita penilaian baik dan yang nampak buruk kita memberikan
penilain yang buruk, namun pada pohon kelapa kita mendapatkan sebuah pemahaman
yang lebih dalam lagi. Pemahaman ini adalah berupak cara pandang kita dalam
menilai kepribadian seseorang. Seperti buah kelapa yang menunjukan kematangan
ternyata didalamnya terdapat air yang selalu dijaga kemurniannya dan memberikan
kehidupan yang berikutnya buat tunas yang nantinya tumbuh kembali. Batang pohon
kelapa menunjukan kedewasaan, ini tercermin dari ketika dewasa dia baru akan
diberikan buah untuk dijaga sampai buah itu jatuh dan matang. Ini mencerminkan
bahwa manusia hidup harus mengikuti tahapan sesuai dengan atur asrama:
1.
Brahmacari Asrama
adalah tingkat kehidupan berguru/ menuntut ilmu
2. Grehasta
Asrama adalah tingkat kehidupan berumahtangga
3. Wanaprastha
Asrama adalah tingkat kehidupan ketiga dengan menjauhkan
diri dari nafsu- nafsu keduniawian
4.
Sanyasin (bhiksuka) Asrama
adalah merupakan tingkat kehidupan di mana pengaruh dunia sama sekali lepas
FIlosofi kelahiran
, perlindungan dan kematian :
Kelahiran, perlindungan
dan kematian merupakan konsep tri murti yang sering kita kenal dalam agama
hindu. Dalam pohon kelapa juga mencerminkan itu, sebelum buah itu tumbuh
terlebih dahulu batang sebagai perlindung disediakan oleh pohon kelapa sehingga
nantinya buah kelapa akan mendapatkan perlindungan ketika dia tumbuh, dan slalu
dijaga agar tetap berada dalam perlindungan dahan pohon kelapa. Begitu juga
manusia, dalam agama hindu manusia lahir secara sekala dan niskala secara
sekala manusia dilindungi oleh orang tua dan secara niskala manusia yang baru
lagi dilindungi oleh kande 4 (empat saudara yang slalu menemani waktu lahir
sampai kita tiada nantinya). Selain itu, untuk manusia hidup dan tumbuh sudah
disediakan berbagai keperluan supaya dalam keberlangsungan kehidupannya.
Filosofi kematian :
Setiap manusia yang
hidup akan selalu menunggu akhirrnya atau kematian. Lahir, hidup dan mati akan
selalu berdampingan ini merupakan suatu hal yang harus dialami oleh manusia. Kematian
adalah hal yang slalu akan menjadi akhir dari semua yang hidup, namun waktu
kematian merupakan hal yang manjadi misteri. Pohon kelapa memberikan jawaban
mengenai waktu kematian seseorang, namun bukan waktu pastinya melainkan sifat
dari kematian tersebut. Kadang pemahaman kita hanya kelapa tua saja yang akan
jatuh dari pohonnya, namun kelapa yang masih kecil ( bungsil ) juga dapat jatuh
dari pohonnya. Ini menggambarakan kematian itu tidak hanya dihalami oleh yang
sudah berusia lanjut, namun yang masih muda atau kecilpun akan mengalami hal
yang sama. Selain itu, buah kelapa yang tua pun sampai bisa bertahan di pohon
sampai dia bertunas kembali ini menggambarkan usia manusia sampai lanjut masih
memiliki kehidupan.
Filosofi kesederhanaan :
Kesederhanaan merupakan
suatu perasaan yang mampu menerima apa adanya dan berprilaku seperti biasanya.
Pohon kelapa juga mempunyai prinsip kesederhanaan ini tercermin tempat hidup
yang dapat menyesuaikan terhadap jenis tanahnya. Kesederhanaan pohon kelapa ini
juga masuk dalam prinsip agama hindu. Dimana kesederhaan ini tercemin dari
perubahan pisik kelapa yang tidak begitu bagus namum memberikan manfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar